Jakarta | Lensamedia.id – Ayo Mengajar Indonesia (AMI) kembali berikhtiar untuk mencegah Radikalisme dan Terorisme menyusupi ke dalam Dunia Pendidikan, seperti terungkap dalam Dialog Publik bertema “Tolerance, Yes. Radicalism, No: End Game” lewat Zoom Meeting dan Youtube, pada Minggu (30/5/2021).
Direktur Ayo Mengajar Indonesia, Adi Raharjo mengatakan dan mengajak masyarakat Indonesia, kegiatan ini kembali menekankan bagaimana caranya untuk mengaplikasikan nilai-nilai toleransi di dunia pendidikan.
“Beberapa minggu yang lalu, kami membahas konsep, nilai yang terkadung, kalau sekarang kita mengajak untuk menjalankan caranya (aplikasi)” Tutur Adi
Dialog ini membahas bagaimana cara mencegah intoleransi, radikalisme, hingga terorisme masuk ke dunia pendidikan, lewat contoh aplikatif langsung dari para pembicara.
Narasumber yang dihadirkan yaitu Founder Peace Generation Irfan Amalee, Anggota DPR RI Komisi X Bramantyo Suwondo, M., M.IR., Founder Sangkhalifah.co Makmun Rasyid dan Direktur Ayo Mengajar Indonesia, Adi Raharjo.
Sementara itu, Founder Peace Generation Irfan Amalee mengatakan, biasanya yg di galang oleh kelompok teroris karena 3 hal, yang pertama Pull Factor, Push Factor dan Personal Factor.
Akar dari radikalisme adalah intoleransi, menjelakan seseorang atau membuly itu biasanya sang korban akan menjadi radikalisme karena ada faktor tekanan dari orang lain.
“Kami peace generation mengajarkan dengan menggunakan games kepada anak anak dan generasi millenial dan “ujar Irfan.
Dalam waktu yang beda, Makmun Rasyid, menungkapkan kepada teman teman pengajar harus menjalankan pengajaran moderat kepada para siswa.
“Walaupun tindakan terorisme di akhir tahun 2020 menurun, tetapi semua riset di Indonesia berada di atas 80%, orang yang melakukan tindakan terorisme lebih dikit, namun bibit bibitnya yang banyak” Ucap Founder sangkhalifah.co.
Untuk itu, ia berharap Ayo Mengajar Indonesia harus aktif mengajarkan pemahaman keagaamaan yang moderat dan menanamkan nilai-nilai toleransi.
Anggota DPR RI Komisi X, Bramantyo Suwondo, bicara tentang sentralisasi pendidikan yang sudah terbangun sebetulnya sudah bagus, namun harus di maksimalkan dengan koordinasi pengajaran dan sosialisasi terkait intoleransi dan menolak radikalisme.
“Kita dorong bagaimana kurikulum itu kita masukan satu subjek yg memupuk intoleransi, dan juga kita harus mempersiapkan guru agar bisa melakukan pengajrannya” kata bram.
Bram mendorong, guru harus bisa memakai cara pengajaran yang kreatif dalam memaknai tentang intoleransi. (Glm)
362 total views, 1 views today