Lensa Media – Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terus berusaha mengatasai permasalahan tumpahan minyak dari anjungan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pantai Utara Jawa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Sejak Jumat (09/08/2019) kemarin, sudah ada 4.380,85 barel tumpahan minyak sudah berhasil dikumpulkan dan diangkat ke darat dari area tumpahan minyak.
Menurut keterangan Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad, Ditjen Perhubungan Laut dalam hal ini Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kepulauan Seribu, sudah mengaktifkan Posko Penanggulangan Tumpahan Minyak (PTM) Kantor KSOP Kelas IV di Kepulauan Seribu yang bertugas untuk memantau proses penanganan tumpahan minyak tersebut selama 24 jam.
“Data per Jumat (09/08/2019) Posko tersebut menyebutkan sebanyak total 4.380,85 barrel tumpahan minyak telah berhasil dikumpulkan dan diangkat ke darat dari area pencemaran tumpahan minyak yang meliputi area offshore, yaitu di Blok+ Offshore North West Java dan area onshore meliputi Sungai Buntu, Pusakajaya Utara, Cemarajaya, dan Sedari,” ungkap Ahmad dalam keterangannya.
Lebih lanjut Ahmad menjelaskan, selain aktif melakukan pemantauan dan menjalin komunikasi dengan pihak – pihak terkait, posko juga berkoordinasi dengan Distrik Navigasi kelas I Tanjung Priok untuk secara rutin memancarkan navigational warning (NAVTEX dan VHF) melalui Stasiun Radio Pantai.
Selanjutnya, untuk penanganan offshore secara keseluruhan, sudah diturunkan sebanyak 46 unit kapal dengan 926 orang personil yang bekerja dengan menggunakan sepanjang 5.700 meter oil boom.
“Kementerian Perhubungan juga mengerahkan kapal negara yang terdiri dari kapal patroli Sea and Coast Guard yaitu KN. Alugara milik pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok, kapal negara KNP. 355, KN V054, dan KNS. 017 milik KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu serta Kapal Negara Kenavigasian KN. Edam milik Kantor Distrik Navigasi kelas I Tanjung Priok,” ujar Ahmad.
Sementara itu di area Onshore, lanjut Ahmad, sudah dipasang oilboom sepanjang 2.700 meter dengan melibatkan sebanyak 1.805 personil yang terdiri dari Ditjen Perhubungan Laut, OSCT, Masyarakat sekitar, Pokwasmas, serta TNI dan Polri.
“Untuk area Onshore, sudah sebanyak total 1.113.082 karung limbah yang terkumpul dan dikirim ke darat,” terang Ahmad.
Selain itu, posko sudah melaporkan bahwa selain mobile oil boom sepanjang 2×200 meter yang disiagakan di Teluk Jakarta, saat ini juga telah disiapkan static oil boom sepanjang 2×200 meter di FSRU (Floating Storage Regastification Unit) Nusantara Regas.
“Kami terus berupaya untuk memberikan dukungan secara penuh dalam menanggulangi pencemaran tumpahan minyak dan gas ini, misalnya dengan mengerahkan tambahan oil boom, kapal patroli ataupun tambahan buoy atau rambu suar jika dibutuhkan,” kata Ahmad.
Kemudian selanjutnya melakukan penanganan terhadap masyarakat yang terdampak tumpahan minyak tersebut, diantaranya yaitu menyiapkan posko kesehatan dan secara rutin memberikan informasi terkini kepada masyarakat yang terdampak tumpahan tersebut terkait langkah – langkah yang sudah dilakukan oleh tim penanganan tumpahan minyak tersebut.
599 total views, 1 views today