LensaMedia.id, Jakarta – Menurut hasil penyelidikan yang dilakukan, Polri memastikan bahwa para pelaku pembakaran dan tindak pidana kekerasan yang terjadi di Wamena, Papua bukan berasal dari warga asli Wamena (orang Lembah Baliem).
“Pelaku pembakaran bukan penduduk asli Wamena (orang Lembah Baliem). Mereka justru banyak membantu memberi perlindungan kepada para pendatang dengan mengamankan di rumah warga maupun gereja,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Dedi mengungkapkan, justru Kepala Suku Lembah Baliem (Wamena) Agus Hubi Lapago, secara khusus meminta kepada warga pendatang agar tidak meninggalkan Wamena, karena dirinya sangat yakin masyarakat asli Wamena sejatinya sangat mencintai masyarakat Papua pendatang.
“Karena mereka yakin para perusuh adalah kelompok di luar Wamena,” ujarnya.
Dedi meluruskan, sasaran kekerasan sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada warga etnis diluar Papua saja, melainkan juga pada warga Papua sendiri. Hingga saat ini, aparat gabungan TNI dan Polri telah melakukan proses evakuasi bagi warga pendatang menggunakan berbagai moda transportasi termasuk pesawat Hercules ke beberapa kota di Papua antara lain ke Jayapura.
Berkat kesigapan tim TNI-Polri, sebanyak 3.213 orang berhasil dievakuasi ke Kota Jayapura. Sementara 543 orang diantaranya masih berada di tempat-tempat pengungsian antara lain di Lanud Silas Papare 101 orang, Rindam Jayapura 104, YON 751 172 orang, Paguyuban Minang ada 106 orang dan di Mussalah Attaqwa ada 66 orang.
“Polri menjamin keamanan di Wamena, tidak benar jika saat ini kondisi di Wamena tidak terkendali,” demikian Dedi.
Dedi menambahkan, Polri mengajak semua suku yang ada di Papua untuk bersama-sama menjaga kedamaian di Papua dengan terus meningkatkan rasa persaudaraan dan sebangsa sehingga tidak mudah diprovokasi oleh pihak luar yang menginginkan terjadinya perpecahan dan kerusuhan di bumi Cendrawasih. (Red)
954 total views, 1 views today